LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
BIOKIMIA
I. Nomor Percobaan : 1
II. Judul Percobaan : Reaksi Uji terhadap Asam Amino
III. Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui uji positif dan negatif
terhadap asam amino.
IV.
Dasar Teori
Asam amino ialah asam
karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai
komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada atom karbon α dari posisi
gugus –COOH.
Rumus umum asam amino ialah
NH2
Asam amino dapat pula terdapat dalam
protein. Semua asam amino (20) yang ditemukan pada protein mempunyai ciri yang
sama, gugus karboksil dan gugus amino diikat pada atom karbon yang sama.
Masing-masing berbeda satu dengan yang lainnya pada rantai sampingnya, atau
gugus R, yang bervariasi dalam struktur, ukuran muatan listrik dan kelarutan di
dalam air. Ke-20 asam amino pada protein seringkali dipandang sebagai asam
amino baku, utama, atau normal, untuk
membedakan molekul-molekul ini dari jenis-jenis asam amino lain yang ada pada
organisme hidup, tetapi tidak terdapat di dalam protein. Asam amino baku dapat
dinyatakan dengan singkatan tiga huruf atau lambang satu huruf yang digunakan
secara ringkas untuk menunjukkan komposisi dan urutan asam amino di dalam rantai
polipeptida.
Susunan Asam Amino
Struktur
asam amino yang terdapat dalam protein ditemukan dalam bentuk ionik. Warna
hitam menunjukkan bagian yang umum pada semua asam
-amino pada protein (kecuali prolin).
Asam
amino satu dengan yang lainnya akan bersambung membenrtuk struktur primer
protein oleh ikatan peptida. Susunan asam amino menentukan sifat struktur
sekunder dan tersier. Hal ini akan mempengaruhi secara bermakna sifat-sifat
fungsiu protein makanan dan perilakuknya selama pemrosesan. Dari 20 asam amino,
hanya 8 asam amino yang merupakan asam amino esensial yang terdapat dalam
protein dan ketersediaannya menentukan kualitas gizi protein. Pada umumnya,
kualitas protein hewan lebih tinggi daripada kualitas protein tumbuhan. Protein
tumbuhan dapat ditingkatkan mutu gizinya dengan pencampuran secara bijaksana
atau dengan modifikasi genetik melalui persilangan.
Semau asam amino yang
ditentukan pada protein mempunyai ciri yang sama, gugus karboksil, dan gugus
amino diikat pada atom karbon yang sama. Masing-masing berbeda satu dengan yang
lain pada rantai samping atau gugus R, yang bervariasi dalam struktur, ukuran,
muatan listrik, dan kelarutan dalam air. Kedua puluh sama amino pada protein
sering kali dipandang sebagai asam amino baku, utama atau normal untuk
membakar. Molekul-molekul ini dari jenis-jenis asam amino lain yang ada pada
organisme hidup, tetapi tidak terdapat di dalam protein. Asam amino baku dapat
dinyatakan dengan singkatan tiga huruf atau lambang satu huruf yang digunakan
sebagai cara ringkas untuk menunjukkan
komposisi dan urutan asam amino di dalam rantai polipeptida.
Asam amino pertama kali
ditemukan adalah asparagin, pada tahun 1806. sedangkan asam amino yang terakhir
adalah treonin, yang belum teridentifikasi
hingga tahun 1938. semua asam amino memiliki nama biasa atau umum, yang
kadang-kadang diturunkan dari sumber pertama-pertama molekul ini diisolasi.
Di dalam larutan, asam amino
terisolasi dan bersifat sebagai asam atau basa. Pengetahuan mengenai sifat-sifat
asam basa dari asam amino sangat penting di dalam pengertian pengetahuan
mengenai sifat protein. Seni pemisahan, identifikasi dan kuantifikasi asam
amino yang berbeda, yang merupakan tahap penting dalam menentukan komposisi dan
urutan asam amino dari molekul protein, didasarkan atas tingkah laku asam basa
yang khas.
Asam-asam
-amino yang mempunyai gugus amino tunggal dan gugus
akroboksil tunggal mengkriskal dari larutan netral dalam bentuk ion penuh, yang
disebut ion polar atau zwiterion. Walaupun ion polar bersifat netral dan tidak
bergerak di dalam medan listrik, ion ini mempunyai muatan listrik yang
berlawanan pada kedua kutubnya.
Sifat
asam amino dalam larutan, maka ia akam terionisasi dan dapat bersifat sebagai
asam atau basa. Sifat-sifat asam dan basa ini sangat penting didalam pengertian
pengetahuan mengenai sifat protein. Hal ini sangat penting diterapkan dalam
seni pemisahan, identifikasi, dan kuatifikasi asam amino yang berbeda, yaitu
dalam hal menentukan komposisi dan urutan asam amino dari molekul protein, yang didasarkan atas tingkah
laku asam basa yang khas.
Hampir
semua asam amino baku, keculai satu mempunyai atom karbon asimetrik,
karbon, yang
mengikat empat gugus substituen yang berbeda, yakni, gugus karboksil, gugus
amino, gugus R, dan atom Hidrogen. Atom
karbon
asimetrik karenanya, merupakan pusat khiral.
Seperti yang telah diketahui, senyawa dengan pusat khiral terdapat dua bentuk isomer yang berbeda, yang bersifat
identik dalam semua sifat kimia dan fisiknya, kecuali satu, yakni arah
perputaran sinar terpolarisasi didalam polarimeter. Kesemua dari 20 asam amino
yang diperoleh dari hidrolisa protein dengan kondisi yang cukup ringan,
bersifat optik aktif; yakni senyawa-senyawa ini dapat memutar sinar bidang
polarisasi meuju ke suatu arah atau kebalikannya. Karena susunan tetrahedral
ikatan valensi disekitar atom
karbon pada
asam amino, keempat gugus substituen yang berbeda ini dapat menempati dua
susunan yang berbeda dalam ruang, yang merupakan bayanngan cermin yang tidak
saling menutupi sesamanya. Kedua bentuk ini dinamakan isomer optik, enensiomer,
atau stereoisomer.
Dan
bila protein dilarutkan ke dalam larutan asam atau basa kuat, maka unit
pembangun asam amino dibebaskan dari ikatan kovalen yang menghubungkan
molekul-molekul ini menjadi rantai. Asam amino yang bebas yang terbentuk
merupakan molekul yang relatif kecil, dan struktur masing-masing telah
diketahui.
Klasifikasi asam amino
Cara yang digunakan untuk
mengklasifikasikan asam amino ada beberapa. Misalnya cara yang mendasar pada
jumlah gugus karbonil dan gugus asam amino yang dikandung senyawa itu. Cara
lain ialah yang mendasar pada sifat gugus R. Pemilahan asam amino yang demikian
itu erat hubungannya dengan struktur konfigurasi protein. Sebagai contoh :
protein yang sebagian besar tediri dari glisin , dengan gugus R adalah H, maka
protein tadi struktur konfigurasinya sangat sederhana. Bentuknya kan sangat
berbeda andai kata protein tadi tersusun oleh asam amino yang mengandung R
bermuatan. Gugus R yang bermuatan tadi dalam rantai polipeptida akan saling
menolak atau mengikat sehingga rantai tadi melipat dan cenderung membentuk
melipat globula.
Struktur
ke-20 asam amino dibagi menjadi 4 golongan, yaitu: (1) golongan dengan gugus R
nonpolar atau hidrofobik, (2) golongan dengan gugus R polar, tetapi tidak
bermuatan, (3) golongan dengan gugus R bermuatan negatif, (4) golongan dengan
gugus R bermuatan positif.
Delapan Asam Amino Mempunyai Gugus
Nonpolar
Gugus
R di dalam golongan ini merupakan
hidrokarbon. Lima asam amino dengan gugus R alifatik (alanin, valin, leusin, isoleusin, dan prolin), dua dengan lingkaran
aromatik (fenilalanin dan triptofan),
dan satu yang mengandung sulfur (metionin).
Kelarutan asam amino golongan ini kurang bila dibandingkan dengan golongan asam
amino yang mempunyai gugus polar yang tidak bermuatan. Hal itu disebabkan oleh
gugus R yang tidak polar. Hidrofobik adalah sifat golongan ini. Hidrofobik
ada;ah sifat fobi terhadap air dan bilamana asam amino itu terdapat pada rantai
polimer protein maka asam tersebut cenderung malipat dalam gumpalan protein
itu.
Golongan Asam Amino Mempunyai Gugus Polar
Tidak Bermuatan
Gugus
R dari asam amino polar lebih larut dalam air, atau lebih hidrofilik,
dibandingkan dengan asam amino nonpolar, karena golongan ini mengandung gugus
fungsionil yang membentuk ikatan hidrogen dengan air. Golongan ini meliputi glisin, serin, treonin, sistein, tirosin,
asparagin, dan glutamin. Polaritas yang dimaksud disebabkan karena gugus OH
pada serin, treonin, tirosin, gugs –SH pada sistein dan gugus –NH2
pada asparagin dan glutamin. Mereka dapat ikat-mengikat dengan air (atau zat
pelarut polar lainnya) melalui ikatan jembatan hidrogen, inilah yang
menyebabkan sifat larut dari asam amino golongan ini.
Golongan Asam Amino yang Mempunyai Gugus R
yang Bermuatan Negatif (Asam)
Golongan
asam amino ini mengandung gugus R yang bermuatan total negatif pada pH 7,0.
asam amino ini meliputi asam aspartat
dan asam glutamat, yang masing-masing
memiliki tambahan gugus karboksil.
Golongan Asam Amino yang Mempunyai Gugus R
Bermuatan Positif (Basa)
Golongan
asam amino ini mempunyai gugus R dengan muatan total positif pada pH 7,0. asam
amino ini meliputi lisin, arginin, dan
histidin.
Sifat dan reaksi asam amino
Asam
amino dapat membentuk ester, bila direaksikan dengan alkohol degan bantuan
katalisator asam. Ester ini mudah menguiap yang selanjutnya dapat dipisahkan
dengan jalan penyulingan bertingkat. Bila asam amino direaksikan dengan asam
nitrit , timbullah gas N2 yang berasal dari gugus NH2.
Untuk mengetahui adanya jenis asam amino terminal
pada suatu rantai polipeptida, maka protein direaksikan dengan
dinitrofluorobenzena. Persenyawaan ini setelah dihidrolisis menghasilkan
turunan dinitrofluorobenzena dan sisa peptida.
Denaturasi
Sebagian
besar molekul protein menampakkan aktivitas biologiknya pada kisaran pH dan
suhu tertentu. Pada pH dan suhu yang tinggi maka protein globular mengalami
fisik yang dinamakan Denaturasi. Salah satu sifat yang tampak adalah kelarutannya
yang menurun. Pembentukan gumpalan putih pada bagian telur yang putih merupakan
salah satu contoh terdenaturasi.
Struktur primer protein diatas tidak
mengalami perubahan. Secara umum denaturasi adalah peristiwa penyimpangan dari
sifat alamiah senyawa bersangkutan, dalam hal ini adalah protein.
Reaksi
Uji Asam Amino
Reaksi Milon
Reaksi milon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat
dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan
menghasilkan endapan puih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada
dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa
merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Protein yang mengandung
tirosin akan menghasilkan hasil positif.
Reaksi Ninhidrin
Reaksi ninhidrin dapat dipakai untuk penentuan
kuantitatif asam amino. Dengan memanaskan campuran asam amino dan ninhidrin,
terjadilah larutan berwarna ungu yang identitasnya dapat ditentukan dengan cara
spektrofotometri. Semua asam amino dan peptida yang mengandung gugus a
amino bebas memberikan reaksi ninhidrin yang positif. Prolin dan hidroksiprolin
yang gugus aminonya tersubstitusi, memberikan hasil reaksi lain yang berwarna
kuning.
Reaksi Hopkins-Cole
Reagen yang digunakan dalam uji hopkins-Cole
mengandung asam glioksilat (CHO.COOH). Karena triptofan berkondensasi dengan
aldehid dalam suasana asam sulfat dan membentuk kompleks berwarna. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat
dengan serbuk magnesium dalam air
COOH serbuk COOH
COOH Mg COOH
Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole. Asam
sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan dibawah larutan
protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara
kedua lapisan tersebut. Pada dasarnya reaksi ini memberi hasil positif khas
untuk gugus indol dalam protein.
V. Alat dan Bahan
¶ Alat yang digunakan
1. Beker Gelas
2. Gelas Ukur
3. Pipet Tetes
4. Batang Pengaduk
5. Alat pemanas (Bunsen)
6. Tabung Reaksi
7. Penjepit
tabung reaksi
¶ Bahan yang digunakan
1. Reagen Millon
2. Larutan Protein : buat larutan albumin
telur ( 1 :3 )
3. Reagen Hopkins-Cole
4. Reagen
ninhidrin 0,1%
5. H2SO4 pekat
6. Beberapa
asam amino 1%: glisin, alanin, valin, tryptopan, tyrosin, asam glutamate,
glutamine, arginin, dan prolin.
VI. Prosedur Percobaan
1.
Uji Millon
·
Membuat
reagen Millon terlebih dahulu yaitu :
Melarutkan 10 gr Mercuri ke dalam 20 ml asam nitrat pekat. Dan apabila
telah melarut semua dan uap cokelat tidak kelihatan lagi, maka diencerkan
dengan 60 ml air. Kemudian disimpan.
·
Menambahkan
5 tetes reagen Millon ke
dalam 3 ml larutan protein, panaskan
campuran baik-baik. Jika reagen yang yang digunakan terlalu banyak, maka warna
akan hilang pada pemanasan.
2.
Uji Hopkins-Cole
·
Kedalam 2 ml larutan protein tambahkan 2 ml
ragen Hopkins-Cole.
·
Tambahkan
sedikit demi sedikit 5 ml
larutan H2SO4 melalui dinding tabung reaksi. Amati warna
yang terbentuk diantara dua cairan. Jik
perlu pputar perlahan-lahan tabung tersebut, sampai terbentuk cincin berwarna.
3. Uji Ninhidrin
·
Tambahkan 0,5 ml larutan ninhidrin 0,1 % ke
dalam 3 ml larutan protein. Panaskan hingga mendidih. Ulangi percobaan dengan
menggunakan glisin.
VII. Data Hasil Pengamatan
1. uji millon
Nama Uji
|
Hasil pengamatan
|
Kesimpulan
|
1.
glisin 1%
|
▲
Glisin 1% +
millon àbeningà tetap bening
|
Reaksi negative, glisin tidak
mengandung gugus hidroksil fenil
|
2.
alanin 1%
|
▲
alanin 1% +
millon àbeningà tetap bening
|
Reaksi negative, alanin tidak
mengandung gugus hidroksil fenil
|
3.
valin 1%
|
▲
valin 1% +
millon àbeningà tetap bening
|
Reaksi negative, valin tidak
mengandung gugus hidroksil fenil
|
4.
albumin 1%
|
▲
albumin 1% +
millon àputih keruh à terdapat gumpalan
merah, larutan bening
|
Reaksi positif, albumin terdapat
as. Amino tyrosin yang mengandung gugus hidroksil fenil, ditandai dengan
terbentuk endapan merah bata.
|
5.
tryptopan 1%
|
▲
tryptopan 1% +
millon àputih keruhà tetap bening
|
Reaksi negative, tryptopan tidak
mengandung gugus hidroksil fenil
|
6.
tyrosin 1%
|
▲
Tyrosin 1% +
millon àbeningà larutan merah bata
|
Reaksi positif, tyrosin mengandung
gugus hidroksil fenil, ditandai dengan terbentuk endapan merah bata.
|
7.
prolin 1%
|
▲
prolin 1% +
millon àbeningà tetap bening
|
Reaksi negative, prolin tidak
mengandung gugus hidroksil fenil
|
8.
as. glutamat 1%
|
▲
As. glutamat 1%
+ millon àbeningà tetap bening
|
Reaksi negative, asam glutamate
tidak mengandung gugus hidroksil fenil
|
9.
glutamine 1%
|
▲
glutamin 1% +
millon àbeningà tetap bening
|
Reaksi negative, glutamin tidak mengandung gugus hidroksil fenil
|
10.
arginin 1%
|
▲
arginin 1% +
millon àbeningà tetap bening
|
Reaksi negative, arginin tidak
mengandung gugus hidroksil fenil
|
2. Uji Hopkins-Cole
Nama as. amino
|
Hasil pengamatan
|
Kesimpulan
|
1.
glisin 1%
|
Glisin 1% + hopkins-coleà bening + H2SO4 à tetap bening
|
Reaksi negative, glisin tidak
mengandung gugus indol
|
2.
alanin 1%
|
alanin 1% + hopkins-coleà bening + H2SO4 à tetap bening
|
Reaksi negative, alanin tidak
mengandung gugus indol
|
3.
valin 1%
|
valin 1% + hopkins-coleà bening + H2SO4 à tetap bening
|
Reaksi negative, valin tidak
mengandung gugus indol
|
4.
albumin 1%
|
albumin 1% + hopkins-coleà putih keruh + H2SO4 à terdapat
cincin ungu di tengan larutan, larutan coklat.
|
Reaksi positif, albumin terdapat
tryptopan yang mengandung gugus indol, ditandai dengan warna larutan yang coklat
dan terdapat cincin warna ungu.
|
5.
tryptopan 1%
|
tryptopan 1% +
hopkins-coleà putih keruh + H2SO4 à terdapat
cincin ungu di tengah larutan, larutan coklat.
|
Reaksi positif, tryptopan
mengandung gugus indol, ditandai dengan warna larutan yang coklat dan terdapat
cincin warna ungu.
|
6.
tyrosin 1%
|
Tyrosin 1% + hopkins-coleà bening + H2SO4 à tetap bening
|
Reaksi negative, tyrosin tidak
mengandung gugus indol
|
7.
prolin 1%
|
prolin 1% + hopkins-coleà bening + H2SO4 à tetap bening
|
Reaksi negative, prolin tidak
mengandung gugus indol
|
8.
as. glutamat 1%
|
As. glutamat 1%
+ hopkins-coleà bening + H2SO4 à tetap
bening
|
Reaksi negative, asam glutamat
tidak mengandung gugus indol
|
9.
glutamine 1%
|
glutamin 1% + hopkins-coleà bening + H2SO4 à tetap bening
|
Reaksi negative, glutamin tidak mengandung
gugus indol
|
10.
arginin 1%
|
arginin 1% + hopkins-coleà bening + H2SO4 à tetap bening
|
Reaksi negative, arginin tidak
mengandung gugus indol
|
3. uji ninhidrin
Nama as. amino
|
Hasil pengamatan
|
Kesimpulan
|
1.
glisin 1%
|
▲
Glisin 1% + ninhidrinàbeningà ungu muda
|
Reaksi positif, glisin mengandung
gugus
|
2.
alanin 1%
|
▲
alanin 1% ninhidrinàbeningà ungu muda
|
Reaksi positif, alanin mengandung
gugus
|
3.
valin 1%
|
▲
valin 1% ninhidrinàbeningà ungu muda
|
Reaksi positif, valin mengandung
gugus
|
4.
albumin 1%
|
▲
albumin 1% +
ninhidrinàbeningà ungu muda
|
Reaksi positif, albumin mengandung
gugus
|
5.
tryptopan 1%
|
▲
tryptopan 1% +
ninhidrinàkeruh à ungu tua
|
Reaksi positif, tryptopan
mengandung gugus
|
6.
tyrosin 1%
|
▲
Tyrosin 1% ninhidrinàbeningà ungu
|
Reaksi positif, tyrosin mengandung
gugus
|
7.
prolin 1%
|
▲
prolin 1% + ninhidrinàbeningà kuning muda
|
Reaksi negatif, prolin tidak
mengandung gugus
|
8.
as. glutamat 1%
|
▲
As. glutamat
1% + ninhidrinàbeningà ungu muda
|
Reaksi positif, asam glutamate
mengandung gugus
|
9.
glutamine 1%
|
▲
glutamin 1% + ninhidrinàbeningà ungu muda
|
Reaksi positif, glutamine
mengandung gugus
|
10.
arginin 1%
|
▲
arginin 1% + ninhidrinàbeningà hijau muda
|
Reaksi negatif, padahal arginin
mengandung gugus
|
VIII. Pembahasan
Praktikum
ini membahas mengenai uji asam amino dengan reaksi reagen millon, reagen hopkins-cole,
dan reagen ninhidrin. Asam amino yang diuji ada 10 asam amino yang terdiri dari
glisin, alanin, valin, tryptopan, tyrosin, prolin, albumin, asam glutamate,
glutamine, dan arginin.
Pertama
dilakukan dengan menggunakan uji millon, dalam prosesnya asam amino direaksikan
dengan reagen tersebut kemudian dipanaskan, hasil yang diperoleh dari pemanasan
ini, pada asam amino tyrosin terjadi perubahan yaitu terdapat endapan merah
bata, warna ini dimungkinkan adalah garam merkuri dari pada tyrosin yang
tenitrasi. Hal ini dikarenakan struktur tyrosin mengandung gugus hidroksil
fenil. Pada protein albumin, dalam reaksinya juga terjadi perubahan yaitu
terdapat gumpalan seperti endapan yang berwarna merah muda namun larutannya
bening, hal ini dikarenakan pada albumin terdapat tyrosin yang mengandung gugus
hidroksil fenil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa albumin dan tyrosin
merupakan reaksi positif terhadap uji millon, Namun, beberapa asam amino yaitu
alanin, glisin, valin, prolin, asam glutamate, glutamine, tryptopan dan arginin
ketika direaksikan dengan reagen millon kemudian dipanaskan tidak mengalami
perubahan dari warna asli larutan tersebut, hal ini menunjukkan bahwa larutan
tersebut tidak mengandung gugus hidroksil fenil dengan demikian asam amino
tersebut merupakan reaksi negative terhadap uji millon.
Pada
percobaan berikutnya tentang uji asam amino terhadap hopkins-cole yang kemudian
ditambah H2SO4 pekat, diperoleh bahwa untuk asam amino
tryptopan terjadi perubahan warna yaitu warna larutannya coklat dan terdapat
cincin ungu yang membatasi larutan asam amino dengan asam sulfat tersebut dan
tabung reaksinya panas (akibat asam sulfat pekat), ini dikarenakan dari
struktur tryptopan yang mengandung indol sehingga tryptopan berkondensasi
dengan aldehid dalam suasana asam dan membentuk kompleks berwarna. Sama halnya pada
protein albumin, yaitu larutannya coklat dan terdapat cincin ungu yang
membatasinya serta tabung reaksi panas, ini dikarenakan dalam albumin terdapat
tryptopan yang mengandung gugus indol. Dengan demikian, tryptopan dan albumin
dikatakan reaksi positif terhadap uji hopkins-cole. Namun, untuk beberapa asam
amino seperti alanin, valin, glisin, tyrosin, prolin, asam glutamate,
glutamine, dan arginin tidak terjadi perubahan warna yaitu tetap bening hanya
saja tabung reaksinya panas akibat asam sulfat pekat. Hal ini dapat dikatakan
reaksi negative terhadap uji Hopkins-cole.
Percobaan
terakhir dengan menggunakan reagen ninhidrin, perlakuannya hampir sama dengan uji
million, hanya saja dengan menggunakan volume reagen ninhidrin lebih banyak
dari millon. Pada asam amino glisin, alanin, valin, albumin, tryptopan, tyrosin,
asam glutamate, glutamine, terjadi perubahan setelah dipanaskan menjadi warna
ungu, hal ini dikarenakan asam amino tersebut mengandung gugus
amino bebas,
sehingga dikatakan reaksi ini positif terhadap uji ninhidrin. Namun berbeda
dengan prolin yang warnanya berubah jadi warna kuning, hal ini dikarenakan
prolin tidak terdapat gugus
amino bebas,
gugus aminonya tersubstitusi sehingga dikatakan reaksi negative terhadap uji
ninhidrin. Pada asam amino arginin tidak terjadi perubahan warna menjadi ungu
melainkan hijau muda, padahal secara teori struktur arginin memiliki gugus
amino bebas,
hal ini dimungkinkan karena larutan yang dibuat tidak steril dan kurang
bersihnya alat yang digunakan.
IX. kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada uji Millon, reaksi positif jika
terbentuk endapan merah bata akibat kandungan gugus hidrosil fenil oleh asam
amino.
2. Reaksi
positif pada uji millon ditunjukkan oleh albumin dan tyrosin
3.Uji
Hopkins-cole dikatakan positif terhadap asam amino jika terbentuk cincin ungu
dan larutan berwarna coklat akibat kandungan gugus indol.
4. Reaksi
positif ditujukkan oleh albumin dan tryptopan.
5. Uji Ninhidrin merupakan uji warna pada
protein dengan membentuk larutan berwarna ungu akibat adanya gugus
amino bebas.
6. Reaksi
positif ditunjukkan oleh asam amino glisin, alanin, valin, albumin, tryptopan,
tyrosin, asam glutamate, dan glutamine, kecuali arginin yang tidak berhasil
akibat kesalahan praktikan dalam membuat larutan.
X.
Daftar
Pustaka
Arbianto, purwo, 1993. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Bandung : ITB
Deman, M.John, 1997. Kimia Makanan. Bandung : ITB
Lehninger, 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga
Pudjiadi, Anna, 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI
XI. Jawaban
Pertanyaan
Uji
Millon
1. Jika garam merkuri ditambahkan ke dalam
protein, maka akan terbentuk endapan putih dan dapat berubah menjadi endapan
merah bata setelah dilakukan
pemanasan.
2. Larutan albumin terkoagulasi, karena
larutan albumin dipanaskan pada suhu 50oC lebih dan pada suhu inilah
protein akan terkoagulasi.
3. Larutan yang memberi uji negatif adalah
semua asam amino selain tyrosin dan albumin, karena hanya albumin dan tyrosin yang mengandung gugus hidroksifenil dengan terbentuk
endapan merah bata, dan dalam albumin terdapat asam amino tyrosin.
Uji
Hopkins-Cole
1. Protein yang tidak memberikan uji positif
adalah semua protein kecuali triptofan dan albumin karena albumin dan triptofan mengandung gugus indol yang
ditandai dengan warna larutan coklat dan ada cincin ungu.
Uji
Ninhidrin
1.
Terbentuk
warna ungu
2.
Gugus
yang memberikan uji positif pada ninhidrin adalah gugus
amino bebas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar